…

9 07 2012

                                                            MEDALI HATIMU

Image

Kau pernah ada
Mengajakkku bermain-main
Kau pernah tawarkan ceria
Dalam tiap langkahku
Aku pernah meraih medali hatimu
Tapi sekarang …
Tak seperti saat kau
Membiaskan pelangi
Dirona wajahku
Kau..
Telah hilang
Bersama percikan air
Yang mengering karena di injak sang mentari

KATAMU

Kau bilang
Aku karang dilautan
Selalu tegar walau terhempas badai
Kau bilang
Aku burung di udara
Yang terbang dengan indah
Merangkul semua cahaya
Kau bilang
Aku hebat
Karena selalu setia
Mempersembahkan kata dan nada
Disetiap hembus nafasmu
Dan sekarang…
Aku yang akan bilang,,,,
Kenapa kau lemah?
Sedang aku berusaha kuat
Menggulung ombak
Memangku hilir angin
Dengan seonggok asa dan rasa
Karena aku mencintaimu

 

Image ImageImageImageImageImageImage

BUANG SAJA DI TONG SAMPAH

 

aku datang
membeli madu yang masih tak terkikis lebah
dengan plastik putih
yang menjadi bungkusnya
aku selalu menikmati
manisnya maduku
sejengkal demi sejengkal
kemudian
ibuku bilang
bahwa maduku telah tak layak
aku coba menelanjangi maduku
senti demi semi
aku tatap maduku
yang tak berbusana dikerling mataku
ah… maduku memang sudah busuk
buang saja di tong sampah
agar tak menyebarkan racun dan bau
dalam tiap jengkal langkahku

ImageImageImageImageImageImageImageImageImageImageImage

 

dan ini foto kenangan bersama ade ku upin dan ipin .

ImageImageImageImageImageImageImageImageImageImageImageImageImageImageImage

GAK PUNYA JUDUL

Semuanya telah menjadi hitam
Tak ada yang dapat aku lakukan
Hanya bisa terpaku
Dibawah angkuhnya dinding
Yang membisu
Aku tak bergeming
Karena secarik hatiku
Telah robek

ImageImageImageImageImage

TERINJAK TAWA

Diam
membuat hancur sebagian tubuhku..
dikala angin timur datang.
buat dingin tubuhku hingga kedasar tulang.
aku tersenyum pahit..
ketika kau mulai mencibir dan menampakkan kemunafikan kalian..
ketika ikatan dihancurkan oleh pengkhianatan..
ketika cinta dibutakan oleh nafsu..
ketika perdamaian digilas kasar oleh pembantaian.
Diam
Semakin membuatku terinjak-injak tawa
Mencabik perlahan tubuhku
Dengan pisau kepalsuanmu

 

ImageImageImageImageImageImageImage

 

Sekeping Kenangan di Masa Lalu

Sebenarnya, hubungan Mahoni dengan sang ayah kini tidaklah sesempurna dulu. Sejak sang ayah bercerai dengan ibundanya dan memutuskan menikahi Grace, Mahoni mengambil jarak dengan ayahnya itu.

Kini, sang ayah telah tiada. Yang tersisa hanyalah sederet kenangan manis dan pahit saat Mahoni tiba di rumahnya yang dulu, serta seorang cowok bernama Sigi yang juga sedang berduka karena ditinggal kedua orangtuanya.

Masalah tentang Mahoni dan ayahnya memang telah berlalu, namun kini muncul masalah baru dengan hadirnya Sigi dalam kehidupan Mahoni. Dilema! Itulah yang Mahoni rasakan saat ini.

Di satu sisi, ia tidak ingin berkaitan langsung dengan adik tirinya itu karena Grace—ibu tirinya—telah merenggut sang ayah dari kehidupan Mahoni dan ibunya. Di sisi lain, Mahoni tidak tega karena dirinyalah satu-satunya keluarga yang kini dimiliki Sigi.

Memori sebuah novel karya Windry Ramadhina yang diterbitkan oleh GagasMedia bukan sekadar kisah tentang cinta dan masa lalu. Tetapi juga tentang bagaimana seseorang berkompromi dengan kenangan masa lalu itu di masa kini.

Rasa kecewa, tersakiti, dan terkhianati oleh cinta mungkin akan membuat seseorang berubah. Namun, tidak dengan segala kenangan yang pernah ia lalui. Dan ketika kini ia harus berhadapan dengan kehilangan dan kenyataan, hanya kenangan itulah yang akan menjadi penuntunnya dalam menentukan kehidupan di masa mendatang.

Buku ini begitu mengharukan, menyentuh perasaan, dan penuh permainan emosi. Selamat membaca…. !!!

Â